MA Menampik PK Yang Diserahkan Baiq Nuril

MA Menampik PK Yang Diserahkan Baiq Nuril – Baiq Nuril mengharap dapat berjumpa Presiden Joko Widodo (Jokowi). Baiq Nuril ingin meminta pertolongan berkaitan usaha pemeriksaan kembali (PK) yang tidak diterima Mahkamah Agung (MA).

“Pada Bapak Presiden Jokowi, saya Nuril Maknun. Saya ingin meminta janji bapak mengenai pernyataan bapak yang dahulu ingin memberi amnesti pada saya,” tutur Baiq Nuril dalam temu wartawan di Fakultas Hukum Kampus Mataram, Jumat (5/7/2019).

MA menampik PK yang diserahkan Baiq Nuril sebab hukuman pada tingkat kasasi dipandang tidak berlangsung kekhilafan pada ketetapan hakim. MA masih memberi hukuman Baiq Nuril sepanjang 6 bulan penjara serta denda Rp 500 juta dengan subsider 3 bulan. Sebab keputusan ini, Baiq Nuril ingin berjumpa Jokowi.

“Kalau saya dikasih peluang untuk berjumpa langsung dengan bapak. Saya rakyat bapak, saya ingin memberi keluhan saya ke bapak,” papar ia.

“Kalau bapak memberi amnesti ke saya. Saya sangat-sangat mengucapkan terima kasih. Yang pasti sekarang ini saya cuma menginginkan amnesti dari bapak,” tambah Baiq Nuril.

Dalam keputusan MA, Baiq Nuril dikatakan dapat dibuktikan bersalah melanggar Masalah 27 ayat 1 UU ITE jo Masalah 45 ayat 1 UU ITE. Mencuplik keputusan MA, Baiq Nuril dikatakan dapat dibuktikan bersalah mentransfer/mentransmisikan rekaman percakapannya dengan bekas atasannya berinisial M waktu Baiq Nuril jadi staf honorer di SMAN 7 Mataram.

Berkaitan masalah ITE ini, Baiq Nuril memperjelas menyengaja merekam pembicaraan dengan sisa atasannya di SMAN 7 Mataram berinisial M untuk bela diri. M, disebutkan Baiq Nuril, sering menelepon dianya serta bicara cabul.

Sedang Jokowi menampik memberi komentar keputusan MA atas masalah itu. Tetapi Jokowi memperjelas masalah itu telah masuk ke ranah eksekutif, karena itu ia akan ambil sikap.

“Saya akan bicarakan dahulu dengan Menteri Hukum serta HAM, Jaksa Agung, Menko Polhukam, untuk memastikan apa amnesti, apa yang lain,” kata Jokowi, Jumat (5/7).