Penipuan Arisan Online Di Jambi – Penipuan dengan modus arisan on-line kembali menelan korban. Kesempatan ini beberapa puluh warga Kota Pematangsiantar jadi korban penipuan sampai beberapa ratus juta rupiah. Korban dijanjikan memperoleh keuntungan kalau turut dalam group arisan dengan jumlah yang tambah lebih besar dari setoran peserta arisan.
Sedikitnya 70 korban penipuan arisan on-line kembali mendatangi Polda Sumatera Utara. Beberapa korban yang biasanya beberapa ibu rumah-tangga disuruhi info jadi saksi perihal penipuan group arisan on-line.
” Misalnya kita setor uang Rp 3 juta, dalam 1 bulan kita juga akan terima uang jadi Rp 4 juta, serta kita membayar uang admintrasinya pada owner-nya, ” kata peserta arisan on-line, Hana, pada detikcom, di Polda Sumut, Kamis (8/3/2018) .
Tidak tanggung-tanggung, yang memiliki group investasi ini disangka menggelapkan uang arisan beberapa korban sebesar Rp 4, 2 miliar. Beberapa korban menyetor mulai dari Rp 30 juta sampai beberapa ratus juta rupiah.
” Di bln. Oktober telah tak ada sekali lagi pencairan, dana beberapa anggota arisan tertahan. Bila dihimpun, uang anggota arisan yang ada dengan owner serta penggunaan modal kurang lebih Rp 4, 2 miliar, ” katanya.
Usaha arisan on-line ini telah berhenti serta mengakui kolaps mulai sejak Oktober 2017. Beberapa korban memohon uangnya dikembalikan, tapi yang memiliki arisan ini telah menghilang. Beberapa korban juga mempertunjukkan bukti transfer uang ke rekening yang memiliki arisan.
” Terlebih dulu kita telah sempat terima keuntungan dari arisan ini mulai sejak jalan sepanjang satu tahun. Modusnya kita transfer uang ke rekening dia. Misalnya kita transfer November serta cainya semestinya di bln. Desember. Kita transfer Rp 30 juta bln. depannya kita cair Rp 40 juta, ” ucapnya.
Hal yang sama dirasa korban yang lain. Menurut korban, yang memiliki arisan on-line mengakui punyai usaha jadi butuh kawan usaha untuk menaikkan modal. Aktor punyai kerja sama juga dengan anggota atau pihak ke tiga. Argumen yang memiliki arisan, pihak ke tiga tidak mampu sekali lagi membayar uang arisan itu serta membekukan usaha arisan on-line itu.
” Kita menyetor uang pada pemakai yang mengakui ada usahanya. Pemain satu atau pihak ke tiga itu ada 20 orang. Jadi pemain satunya telah tidak mampu membayar. Jadi dia bekukan sesaat, tapi hingga sekarang ini uang arisan punya kami belum juga dikembalikan, ” tuturnya.
Beberapa korban yakin serta tertarik turut dalam grup arisan on-line karna telah lama kenal serta adalah kawan baik saat di sekolah.