Ratna Berkesan Memprovokasi Keluarga Korban – Pihak Istana Kepresidenan membela Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan yang ikut serta ribut-ribut dengan aktivis Ratna Sarumpaet di pinggir Danau Toba. Pihak Istana menilainya Ratna sudah memprovokasi keluarga korban KM Cahaya Bangun.
” Sebenarnya Mbak Ratna ini hadir di ujung akhir penelusuran korban. Maka lumrah bila dia sedikit tahu serta berkesan memprovokasi keluarga korban, ” kata Tenaga Pakar Paling utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, Selasa (3/7/2018).
Ngabalin mempunyai penilaian dengan cara umum masalah Ratna, yaitu figur yang kerap mengkritik yang condong bermuatan fitnah.
Paling akhir Ratna ribut di Danau Toba, waktu beberapa keluarga korban perlu support semangat lantaran tengah dilanda duka, sanak familinya karam di dalaman 450 mtr. di Danau Toba. Seakan-akan, Ratna bermain di air keruh di Danau Toba.
” Menurut saya tak bisa ada yang main di air keruh. Tak bisa, siapa saja ini, ” papar Ngabalin.
Ngabalin juga mengingatkan supaya beberapa keluarga korban tak terporvokasi oleh Ratna. Alih-alih memprovokasi, baiknya semuanya pihak berikan semangat pada keluarga korban. Ratna diingatkannya supaya tidak membawa style Jakarta ke Danau Toba.
” Sudahlah, janganlah bawa serta style serta perilaku Jakarta ke lokasi korban. Tolonglah. Kasihan kelak. Ini kan orang berduka, ” imbau Ngabalin pada Ratna.
Gunakan Pukat Harimau atau Hentikan Penelusuran
Ngabalin lalu bercerita urutan pengambilan ketentuan penghentian penelusuran korban KM Cahaya Bangun di Danau Toba. Pada hari ke-14 penelusuran korban atau Minggu, 1 Juli 2018, Bupati Simalungun memimpin rapat bersama dengan beberapa pemangku kebutuhan serta keluarga korban.
Bupati lalu tawarkan dua pilihan pada pihak keluarga korban. Pilihan pertama, melanjutkan penelusuran dengan semua resikonya. Penelusuran serta evakuasi korban di tawarkan memakai alat pukat harimau.
” Konsekwensinya pada keadaan korban yang seputar 14 hari terbenam ini sangatlah mungkin saja saat dikerjakan pengangkatan ke darat, keadaan korban tak utuh serta rusak. Resiko untuk petugas evakuasi yaitu sangatlah membahayakan untuk keselamatan petugas, ” papar Ngabalin.
Pilihan ke-2, sistem penelusuran korban KM Cahaya Bangun dihentikan. Pilihan ke-2 berikut yang di terima pihak keluarga. Acara tabur bunga bersama dengan lalu dikerjakan.
” Walau ada satu-dua keluarga yang masih mengharapkan dikerjakan penelusuran korban, jadi Basarnas, Kemenhub, serta pemerintah memutuskan kalau penelusuran masih dikerjakan di seputar Danau Toba bila kalau ada korban terapung di permukaan, ” kata Ngabalin.
Pihak Layanan Raharja memiliki komitmen membayar klaim asuransi pada pihak 164 korban yang hilang. Bakal di bangun juga monumen di Pelabuhan Tigaras, Simalungun, Sumatera Utara, jadi peringatan kecelakaan KM Cahaya Bangun sekaligus juga tempat ziarah untuk keluarga korban.
” Dengan cara nasional, penelusuran korban KM Cahaya Bangun dihentikan /hari itu, Selasa 3 Juni 2018. Namun penelusuran tim Basarnas setempat yang berada di Pelabuhan Ajibata masih dikerjakan penyisiran di permukaan Danau, sebagian bila ada korban yang mengapung, ” papar Ngabalin.
Masalah penghentian penelusuran korban KM Cahaya Bangun, sudah sempat berlangsung ribut-ribut pada Ratna Sarumpaet dengan Luhut Pandjaitan di Posko Tim Penelusuran KM Cahaya Bangun, Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (2/7/2018) pagi tempo hari.
” Janganlah ada yang berani hentikan saat sebelum semuanya mayat diangkat! Semuanya mayat diangkat baru bisa berhenti, ” kata Ratna ke arah Luhut, dibawah tenda Posko, tempo hari.
Ratna protes penghentian penelusuran korban KM Cahaya Bangun pada Luhut. Ratna mengakui sudah didatangi keluarga korban yang ingin supaya penelusuran selalu diteruskan hingga jenazah diangkut dari basic Danau.
” Saya bertanya ke rakyat (keluarga korban), mereka menyebutkan agar hanya selendangnya, kami ingin (korban) diangkut. Kami tidak ingin penelusuran dihentikan, ” papar Ratna pada detikcom, tempo hari.
Ratna tidak dapat terima argumen Tim SAR yang hentikan penelusuran korban. ” Buat saya ini aneh, mengapa penelusuran ini dihentikan, ” kata Ratna.